Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

Jumat, 05 Februari 2010

STUDY BANDING

STUDY BANDING

Study Banding, kata yang sering kita dengar dalam kegiatan sehari-hari para pejabat maupun anggota Dewan yang maknanya kurang lebih menjalani studi perbandingan antara satu hal yang dapat dilakukan di negara lain apakah bisa juga diterapkan di Negara kita dan diteliti kelebihan dan kekurangannya. Tetapi yang akan dibahas dalam tulisan berikut adalah suatu studi banding secara internal didalam diri kita dengan apa yang kita lakukan untuk dunia kita dan apa yang kita lakukan untuk akhirat.
Sebagai umat muslim tentunya kita pernah belajar tentang apa itu dunia dan apa itu akhirat.
• Di dunia kita hanya akan hidup paling lama 100 tahun, di akhirat kekal selama-lamanya (di surga atau di neraka..wallohu a’lam).
• Di dunia kita memperoleh hanya 1 bagian rahmat Alloh ArRahman, dari 100 rahmat, yang 99 bagian lagi disediakan di akhirat
Dari kondisi itu saja kita bisa memahami dengan nalar kita yang terbatas, bahwa kehidupan Akhirat lebih utama daripada kehidupan Dunia. Walaupun kita tidak boleh mengabaikan kehidupan Dunia. Nasehatnya adalah : “jadikanlah kehidupan duniamu menjadi bekal untuk kehidupan akhirat”
Namun jika kita melakukan STUDY BANDING (atau muhasabah, introspeksi, mawas diri, atau apa saja istilah yang pantas kita gunakan), apa yang terjadi ???:




- Uang Rp 20.000 kelihatan begitu besar bila di bawa ke kotak masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.
- 30 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir tapi betapa pendeknya waktu untuk menonton satu acara komedi.
- Ketika dengar khutbah Jumat, sampai bosan rasanya sehingga terkantuk-kantuk tapi tak pernah puas dengar lagu walaupun diulang dua tiga kali ataupun berkali-kali.
- Melihat iklan jualan sale di tv, rasanya tidak sabar-sabar ingin pergi belanja dan segera matikan tv, tapi ketika ada azan di tv langsung cepat-cepat ganti channel dengan sigap.
- Mall, rekreasi yang berpuluh kilometer jauhnya diziarahi dengan penuh suka cita naik mobil pergi, tapi sholat berjamaah masjid dekat rumah berat kaki rasanya.
- Menghadap Alloh dengan sholat cuma lima waktu ingin cepat-cepat selesai, tetapi menghadap TV untuk menonton sinetron bisa berjam-jam bahkan dinanti-nanti.
- Bangun tengah malam untuk lihat Piala Dunia dipersiapkan dengan baik, sholat tahajud rasanya berat sekali
- Baca Al Quran 1 halaman belum tentu seminggu sekali, baca novel 7 judul dalam seminggu.
- Nonton bola, nonton konser semua berebut dideretan paling depan, tetapi sholat dimesjid cari tiiang buat senderan di belakang
- Kalau ada orang berdakwah dipertanyakan dalil dan sumbernya, tetapi kalau gossip semua orang menerima dengan penuh suka cita
- Apa yang disampaikan para pakar di Internet, Koran, Majalah kita yakini kebenarannya, tetapi apa yang disampaikan di dalam Al Quran disesuai-sesuaikan kan dengan keadaan
- Jari jemari dengan lincah memencet tombol HP dan bias berjam-jam, tapi tidak pernah digunakan untuk menghitung dzikir kepada Alloh
- Bisa berjam-jam menekuni games dan kutak-kutik di depan computer, tapi tidak pernah mentadaburi Al Quran
- Mungkin masih ada saja yang lain yang tidak pernah kita sadari, silahkan saja di hitung-hitung sendiri

Mungkin hal yang wajar kalau kita harus selalu beristighfar dan bertaubat atas semua kekhilafan dan dosa-dosa kita
Astaghfirulloh wa tubuilaik. Wallohu ta’ala a’lam

Read More “STUDY BANDING”  »»

Senin, 04 Januari 2010

15 Petunjuk Menguatkan Iman

by : Muhammad Shalih Al Munajjid, bit tasharruf waz zi
sumber : Buletin OnLine Edisi Desember Pkn II 1999/Sya'ban 1420 H

Tak seorangpun bisa menjamin dirinya akan tetap terus berada dalam
keimanan sehingga meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Untuk itu kita perlu merawat bahkan senantiasa berusaha menguatkan keimanan
kita. Tulisan ini insya'allah membantu kita dalam usaha mulia itu.
Tsabat (kekuatan keteguhan iman) adalah tuntutan asasi setiap muslim.
Karena itu tema ini penting dibahas. Ada beberapa alasan mengapa tema ini begitu sangat perlu mendapat perhatian serius.
Pertama, pada zaman ini kaum muslimin hidup di tengah berbagai macam fitnah, syahwat dan syubhat dan hal-hal itu sangat berpotensi
menggerogoti iman. Maka kekuatan iman merupakan kebutuhan muthlak,
bahkan lebih dibutuhkan dibanding pada masa generasi sahabat, karena
kerusakan manusia di segala bidang telah menjadi fenomena umum.
Kedua, banyak terjadi pemurtadan dan konversi (perpindahan) agama.
Jika pada awal kemerdekaan jumlah umat Islam di Indonesia mencapai 90% maka saat ini jumlah itu telah berkurang hampir 5%. Ini tentu
menimbulkan kekhawatiran mendalam. Untuk mengatasinya diperlukan
jalan keluar, sehingga setiap muslim tetap memiliki kekuatan iman.
Ketiga, pembahasan masalah tsabat berkait erat dengan masalah hati.
Padahal Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Dinamakan hati karena ia (selalu) berbolak-balik. Perumpamaan hati itu
bagaikan bulu yang ada di pucuk pohon yang diombang-ambingkan oleh
angin." (HR. Ahmad, Shahihul Jami' no. 2361)
Maka, mengukuhkan hati yang senantiasa berbolak-balik itu dibutuhkan
usaha keras, agar hati tetap teguh dalam keimanan. Dan sungguh Allah
Maha Rahman dan Rahim kepada hambaNya. Melalui Al Qur'an dan
Sunnah RasulNya Ia memberikan petunjuk bagaimana cara mencapai
tsabat. Berikut ini penjelasan 15 petunjuk berdasarkan Al Qur'an dan
Sunnah untuk memelihara kekuatan dan keteguhan iman kita.

1. Akrab dengan Al Qur'an
Al Qur'an merupakan petunjuk utama mencapai tsabat. Al Qur'an adalah
tali penghubung yang amat kokoh antara hamba dengan Rabbnya. Siapa
akrab dan berpegang-teguh dengan Al Qur'an niscaya Allah
memeliharanya; siapa mengikuti Al Qur'an, niscaya Allah menyelamatkannya; dan siapa yang mendakwahkan Al Qur'an, niscaya Allah menunjukinya ke jalan yang lurus. Dalam hal ini Allah berfirman:
"Orang-orang kafir berkata, mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan
kepa-danya sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami teguhkan hatimu
dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar)."
(Al Furqan: 32-33)
Beberapa alasan mengapa Al Qur'an dijadikan sebagai sumber utama
mencapai tsabat adalah:
Pertama, Al Qur'an menanamkan keimanan dan mensucikan jiwa seseorang, karena melalui Al Qur'an, hubungan kepada Allah menjadi sangat dekat.
Kedua, ayat-ayat Al Qur'an diturunkan sebagai penentram hati, menjadi penyejuk dan penyelamat hati orang beriman sekaligus benteng dari hempasan berbagai badai fitnah.
Ketiga, Al Qur'an menunjukkan konsepsi serta nilai-nilai yang dijamin
kebenarannya. Karena itu, seorang mukmin akan menjadikan Al Qur'an
sebagai ukuran kebenaran.
Keempat, Al Qur'an menjawab berbagai tuduhan orang-orang kafir,
munafik dan musuh Islam lainnya. Seperti ketika orang-orang musyrik
berkata, Muhammad ditinggalkan Rabbnya, maka turunlah ayat: "Rabbmu tidaklah meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu." (Adl Dluha: 3) (Syarh Nawawi,12/156) .
Orang yang akrab dengan Al Qur'an akan menyandarkan semua perihalnya kepada Al Qur'an dan tidak kepada perkataan manusia. Maka, betapa agung sekiranya penuntut ilmu dalam segala disiplinnya- menjadikan Al Qur'an berikut tafsirnya sebagai obyek utama kegiatannya menuntut ilmu.

2. Iltizam (komitmen) terhadap syari'at Allah
Allah berfirman: "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman
dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akherat.
Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim. Dan Allah berbuat apa
saja yang Ia kehendaki." (Ibrahim: 27) Di ayat lain Allah menjelaskan jalan mencapai tsabat yang dimaksud. "Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih
meneguhkan (hati mereka di atas kebenaran)." (An Nisa': 66)
Karena itu, menjelaskan surat Ibrahim di atas Qatadah berkata:"Adapun
dalam kehidupan di dunia, Allah meneguhkan orang-orang beriman dengan kebaikan dan amal shalih sedang yang dimaksud dengan kehidupan akherat adalah alam kubur." (Ibnu Katsir: IV/421)
Maka jelas sekali, sangat mustahil orang-orang yang malas berbuat
kebaikan dan amal shaleh diharapkan memiliki keteguhan iman. Karena itu, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam senantiasa melakukan amal shaleh secara kontinyu, sekalipun amalan itu sedikit, demikian pula halnya dengan para sahabat. Komitmen untuk senan-tiasa menjalankan syariat Islam akan membentuk kepribadian yang tangguh, dan iman pun menjadi teguh.

3. Mempelajari Kisah Para Nabi
Mempelajari kisah dan sejarah itu penting. Apatah lagi sejarah para Nabi.. Ia bahkan bisa menguatkan iman seseorang. Secara khusus Allah me-nyinggung masalah ini dalam firman-Nya: "Dan Kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul agar dengannya Kami teguhkan hatimu dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran , pengajaran dan
peringatan bagi orang-orang yang beriman." (Hud: 120)
Sebagai contoh, marilah kita renungkan kisah Ibrahim Alaihis Salam yang
diberitakan dalam Al Qur'an: "Mereka berkata, bakarlah dia dan bantulah
tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami
berfirman, hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim maka Kami
jadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi." (Al Anbiya': 68-70)
Bukankah hati kita akan bergetar saat merenungi kronologi pembakaran
nabi Ibrahim sehingga ia selamat atas izin Allah? Dan bukankah dengan
demikian akan membuahkan keteguh-an iman kita? Lalu, kisah nabi Musa
Alaihis Salam yang tegar menghadapi kezhaliman Fir'aun demi menegakkan agama Allah. Bukankah kisah itu mengingatkan kekerdilan jiwa kita dibanding dengan nabi Musa? Tak sedikit umat Islam sudah merasa tak punya jalan karena kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan misalnya, sehingga mau saja saat diajak kolusi dan berbagai praktek syubhat lain oleh koleganya. Lalu mereka mencari-cari alasan mengabsahkan tindakannya yang keliru. Dan bukankah karena takut gertakan penguasa yang tiranik lalu banyak di antara umat Islam (termasuk ulamanya) yang menjadi tuli, buta dan bisu sehingga tidak melakukan amar ma'ruf nahi mungkar? Bahkan sebaliknya malah bergabung dan bersekongkol serta melegitimasi status quo (menganggap yang ada sudah baik dan tak perlu diubah). Bukankah dengan mempelajari kisah-kisah Nabi yang penuh dengan perjuangan menegakkan dan meneguh-kan iman itu kita menjadi malu kepada diri sendiri dan kepada Allah? Kita mengharap Surga tetapi banyak
hal dari perilaku kita yang menjauhinya. Mudah-mudahan Allah menunjuki kita ke jalan yang diridhaiNya.

4. Berdo'a
Di antara sifat hamba-hamba Allah yang beriman adalah mereka
memohon kepada Allah agar diberi keteguhan iman, seperti do'a yang
tertulis dalam firmanNya: " Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami."
(Ali Imran: 8) "Ya Rabb kami, berilah kesabaran atas diri kami dan teguhkanlah pendirian kami serta tolonglah kami dari orang-orang kafir." (Al Baqarah: 250) Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya seluruh hati Bani Adam terdapat di antara dua jari dari
jemari Ar Rahman (Allah), bagaikan satu hati yang dapat Dia palingkan ke
mana saja Dia kehendaki." (HR. Muslim dan Ahmad)
Agar hati tetap teguh maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam banyak memanjatkan do'a berikut ini terutama pada waktu duduk takhiyat akhir dalam shalat. "Wahai (Allah) yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada din-Mu." (HR. Turmudzi) Banyak lagi do'a-do'a lain tuntunan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam agar kita mendapat keteguhan iman. Mudah-mudahan kita senantiasa tergerak hati untuk berdo'a utamanya agar iman kita diteguhkan saat menghadapi berbagai ujian kehidupan.
5. Dzikir kepada Allah
Dzikir kepada Allah merupakan amalan yang paling ampuh untuk mencapai tsabat. Karena pentingnya amalan dzikir maka Allah memadukan antara dzikir dan jihad, sebagaimana tersebut dalam firmanNya: "Hai orang-orang yang beriman, bila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh-hatilah kamu dan dzikirlah kepada Allah
sebanyak-banyaknya. " (Al Anfal: 45) Dalam ayat tersebut, Allah menjadikan dzikrullah sebagai amalan yang amat baik untuk mencapai tsabat dalam jihad. Ingatlah Yusuf Alaihis Salam! Dengan apa ia memohon bantuan untuk mencapai tsabat ketika menghadapi fitnah rayuan seorang wanita cantik dan berkedudukan tinggi? Bukankah dia berlindung dengan kalimat ma'adzallah (aku berlindung kepada Allah), lantas gejolak syahwatnya reda? Demikianlah pengaruh dzikrullah dalam memberikan keteguhan iman kepada orang-orang yang beriman.

6. Menempuh Jalan Lurus
Allah berfirman: Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu
yang lurus, maka ikutilah dia dan jangan mengikuti jalan-jalan (lain)
sehingga menceraiberaikan kamu dari jalanNya." (Al An'am: 153)
Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mensinyalir bahwa umatnya
bakal terpecah-belah menjadi 73 golongan, semuanya masuk Neraka
kecuali hanya satu golongan yang selamat (HR. Ahmad, hasan)
Dari sini kita mengetahui, tidak setiap orang yang mengaku muslim mesti
berada di jalan yang benar. Rentang waktu 14 abad dari datangnya Islam
cukup banyak membuat terkotak-kotaknya pemahaman keagamaan. Lalu,
jalan manakah yang selamat dan benar itu? Dan, pemahaman siapakah
yang mesti kita ikuti dalam praktek keberaga-maan kita? Berdasarkan
banyak keterangan ayat dan hadits , jalan yang benar dan selamat itu
adalah jalan Allah dan RasulNya. Sedangkan pemahaman agama yang
autentik kebenarannya adalah pemahaman berdasarkan keterangan Rasul
Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada para sahabatnya. (HR. Turmudzi,
hasan). Itulah yang mesti kita ikuti, tidak penafsiran-penafsir an agama
berdasarkan akal manusia yang tingkat kedalaman dan kecerdasannya
maje-muk dan terbatas. Tradisi pemahaman itu selanjutnya dirawat oleh
para tabi'in dan para imam shalihin. Paham keagamaan inilah yang dalam
termino-logi (istilah) Islam selanjutnya dikenal dengan paham Ahlus
Sunnah wal Jamaah. Atau sebagian menyebutnya dengan pemahaman
para salafus shalih. Orang yang telah mengikuti paham Ahlus Sunnah wal Jamaah akan tegar dalam menghadapi berbagai keanekaragaman paham, sebab mereka telah yakin akan kebenaran yang diikutinya. Berbeda dengan orang yang berada di luar Ahlus Sunnah wal Jamaah, mereka akan senantiasa bingung dan ragu. Berpindah dari suatu lingkungan sesat ke lingkungan bid'ah, dari filsafat ke ilmu kalam, dari mu'tazilah ke ahli tahrif, dari ahli ta'wil ke murji'ah, dari thariqat yang satu ke thariqat yang lain dan seterusnya. Di sinilah pentingnya kita berpegang teguh dengan manhaj (jalan) yang benar sehingga iman kita akan tetap kuat dalam situasi apapun.
7. Menjalani Tarbiyah
Tarbiyah (pendidikan) yang semestinya dilalui oleh setiap muslim cukup banyak. Paling tidak ada empat macam. Tarbiyah Imaniyah, yaitu pendidikan untuk menghidupkan hati agar memiliki rasa khauf (takut), raja' (pengharapan) dan mahabbah (kecin-taan) kepada Allah serta untuk menghilangkan kekeringan hati yang disebab-kan oleh jauhnya dari Al Qur'an dan Sunnah. Tarbiyah Ilmiyah, yaitu pendidikan keilmuan berdasarkan dalil yang benar dan menghindari taqlid buta yang tercela. Tarbiyah Wa'iyah, yaitu pendidikan untuk mempelajari siasat orang-orang
jahat, langkah dan strategi musuh Islam serta fakta dari berbagai peristiwa yang terjadi berdasarkan ilmu dan pemahaman yang benar.
Tarbiyah Mutadarrijah, yaitu pendidikan bertahap, yang membimbing
seorang muslim setingkat demi setingkat menuju kesempurnaannya,
dengan program dan perencanaan yang matang. Bukan tarbiyah yang
dilakukan dengan terburu-buru dan asal jalan. Itulah beberapa tarbiyah yang diberikan Rasul kepada para sahabatnya. Berbagai tarbiyah itu menjadikan para sahabat memiliki iman baja, bahkan membentuk mereka menjadi generasi terbaik sepanjang masa.

8. Meyakini Jalan yang Ditempuh
Tak dipungkiri bahwa seorang muslim yang bertambah keyakinannya
terhadap jalan yang ditempuh yaitu Ahlus Sunnah wal Jamaah maka
bertambah pula tsabat (keteguhan iman) nya. Adapun di antara usaha
yang dapat kita lakukan untuk mencapai keyakinan kokoh terhadap jalan
hidup yang kita tempuh adalah:
Pertama, kita harus yakin bahwa jalan lurus yang kita tempuh itu adalah
jalan para nabi, shiddiqien, ulama, syuhada dan orang-orang shalih.
Kedua, kita harus merasa sebagai orang-orang terpilih karena kebenaran
yang kita pegang, sebagai-mana firman Allah: "Segala puji bagi Allah dan
kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang Ia pilih." (QS. 27: 59)
Bagaimana perasaan kita seandainya Allah menciptakan kita sebagai benda mati, binatang, orang kafir, penyeru bid'ah, orang fasik, orang Islam yang tidak mau berdakwah atau da'i yang sesat? Mudah-mudahan kita berada dalam keyakinan yang benar yakni sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah yang sesungguhnya.

9. Berdakwah
Jika tidak digerakkan, jiwa seseorang tentu akan rusak. Untuk
menggerakkan jiwa maka perlu dicari-kan medan yang tepat. Di antara
medan pergerakan yang paling agung adalah berdakwah. Dan berdakwah
merupakan tugas para rasul untuk membebaskan manusia dari adzab Allah.
Maka tidak benar jika dikatakan, fulan itu tidak ada perubahan. Jiwa
manusia, bila tidak disibukkan oleh ketaatan maka dapat dipastikan akan
disibukkan oleh kemaksiatan. Sebab, iman itu bisa bertambah dan
berkurang. Jika seorang da'i menghadapi berbagai tantangan dari ahlul
bathil dalam perjalanan dakwahnya, tetapi ia tetap terus berdakwah maka
Allah akan semakin menambah dan mengokohkan keimanannya.

10. Dekat dengan Ulama
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara manusia ada orang-orang yang menjadi kunci kebaikan dan penutup kejahatan." (HR. Ibnu Majah, no. 237, hasan) Senantiasa bergaul dengan ulama akan semakin menguatkan iman seseorang. Tercatat dalam sejarah bahwa berbagai fitnah telah terjadi dan menimpa kaum muslimin, lalu Allah meneguhkan iman kaum muslimin melalui ulama. Di antaranya seperti diutarakan Ali bin Al Madini Rahima-hullah: "Di hari riddah (pemurtadan) Allah telah memuliakan din ini dengan Abu Bakar dan di hari mihnah (ujian) dengan Imam Ahmad." Bila mengalami kegundahan dan problem yang dahsyat Ibnul Qayyim mendatangi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk mendengarkan berbagai nasehatnya. Serta-merta kegundahannya pun hilang berganti dengan kelapangan dan keteguhan iman ( Al Wabilush Shaib, hal. 97).

11. Meyakini Pertolongan Allah
Mungkin pernah terjadi, seseorang tertimpa musibah dan meminta
pertolongan Allah, tetapi pertolongan yang ditunggu-tunggu itu tidak
kunjung datang, bahkan yang dialaminya hanya bencana dan ujian. Dalam
keadaan seperti ini manusia banyak membutuh-kan tsabat agar tidak
berputus asa. Allah berfirman: "Dan berapa banyak nabi yang berperang yang diikuti oleh sejumlah besar pengikutnya yang bertaqwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Dan Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada do'a mereka selain ucapan, Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami. Tetapkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akherat. " (Ali Imran: 146-148)

12. Mengetahui Hakekat Kebatilan
Allah berfirman: "Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir yang bergerak dalam negeri ." (Ali Imran: 196)
"Dan demikianlah Kami terang-kan ayat-ayat Al Qur'an (supaya jelas jalan
orang-orang shaleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang
berbuat jahat (musuh-musuh Islam)."(Al An'am: 55)
"Dan Katakanlah, yang benar telah datang dan yang batil telah sirna,
sesungguhnya yang batil itu pastilah lenyap." (Al Isra': 81)
Berbagai keterangan ayat di atas sungguh menentramkan hati setiap
orang beriman. Mengetahui bahwa kebatilan akan sirna dan kebenaran
akan menang akan mengukuhkan seseorang untuk tetap teguh berada
dalam keiman-annya.

13.Memiliki Akhlak Pendukung Tsabat.
Akhlak pendukung tsabat yang utama adalah sabar. Sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam: "Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran." (HR. Al Bukhari dan Muslim) Tanpa kesabaran iman yang kita miliki akan mudah terombang-ambingkan oleh berbagai musibah dan ujian. Karena itu, sabar termasuk senjata utama mencapai tsabat.

14. Nasehat Orang Shalih
Nasehat para shalihin sungguh amat penting artinya bagi keteguhan iman.
Karena itu, dalam segala tindakan yang akan kita lakukan hendaklah kita
sering-sering meminta nasehat mereka. Kita perlu meminta nasehat
orang-orang shalih saat mengalami berbagai ujian, saat diberi jabatan,
saat mendapat rezki yang banyak dan lain-lain. Bahkan seorang sekaliber
Imam Ahmad pun, beliau masih perlu mendapat nasehat saat menghadapi
ujian berat oleh intimidasi penguasa yang tiranik. Bagaimana pula halnya
dengan kita?

15. Merenungi Nikmatnya Surga
Surga adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan, kegembiraan dan
suka-cita. Ke sanalah tujuan pengembaraan kaum muslimin. Orang yang
meyakini adanya pahala dan Surga niscaya akan mudah menghadapi
berbagai kesulitan. Mudah pula baginya untuk tetap tsabat dalam
keteguhan dan kekuatan imannya. Dalam meneguhkan iman para sahabat, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sering mengingatkan mereka dengan kenikmatan Surga. Ketika melewati Yasir, istri dan anaknya Ammar yang sedang disiksa oleh kaum musyrikin beliau mengatakan: "Bersabarlah wahai keluarga Yasir, tempat kalian nanti adalah Surga (HR. Al Hakim/III/383, hasan shahih) Mudah-mudahan kita bisa merawat dan terus-menerus meneguhkan keimanan kita sehingga Allah menjadikan kita khusnul khatimah. Amin. Imam Malik telah berkata : “Setiap kebaikan adalah apa-apa yang mengikuti para pendahulu (salaf), dan setiap kejelekan adalah apa-apa yang diada-adakan orang kemudian (kholaf)" dan “Tidak akan baik akhir dari umat ini kecuali kembali berdasarkan perbaikan yang dilakukan oleh generasi pertama”.

Read More “15 Petunjuk Menguatkan Iman”  »»

Minggu, 20 September 2009

Ramadhan akankah kita bertemu lagi ?

Baru beberapa hari kita telah meninggalkan Ramadhan. Seakan baru sekejab saja orang-orang beramai-ramai menyambut bulan suci Bulan Ramadhan. Adalah suatu keniscayaan bagi seluruh umat Islam menyambut dengan penuh suka cita bulan Ramadhan. Ada perintah dan janji dari Alloh Subhana wa Ta'ala tentang kewajiban dan nikmat puasa di bulan Ramadhan. Nikmat beribadah nikmat silaturahmi nikmat berbagi dan nikmat-nikmat lainnya di dunia. Belum lagi janji Alloh Azza wa Jalla akan nikmat di akhirat nanti. Tentunya jika telah memenuhi syarat-syaratnya dan penuh keihklasan dan ketaqwaan dalam menjalankan ibadah-ibadah tersebut.
Syarat dan tuntunan yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad Solollohu alaihi wassalam, disyarah dan disampaikan kepada kita melalu para Sahabat, Tabi'in, Tabiut tabiin, para ulama dan seterusnya. Dengan tanpa menyelisihi atau mengada-ada dengan bentuk ibadah yang baru.
Ikhlas dengan menjalankan hanya semata-mata karena Alloh dan beribadah kepada Alloh Subhana wa Ta'ala. Penuh ketaqwaan tanpa mengeluh tanpa keraguan. Semata-mata hanya mengharapkan KeridhoanNYA.
Pada umumnya semua yang mengaku beragama Islam sangat mengerti tentang kewajiban dan faedah serta kelebihan ibdah Puasa dan ibadah lainnya di Bulan Ramadhan. Berapapun usianya apapun pendidikannya, kaya atau miskin, dimanapun mereka berada, selalu semua menyambut Bulan Ramadhan dengan sukacita, penuh kegembiraan dan penuh harapan. Tidak perlu dibahas mengenai kualitas penyambutannya apakah karena kebiasaan atau adat istiadat, atau sekedar tradisi atau mengharapkan barokah lain sesama manusia atau memang didasari tingkat keilmuannya. Memang ada yang bersikap biasa-biasa saja atau acuh tak acuh bahkan ada juga yang melewatkan bulan Ramadhan ini seperti bulan-bulan yang lainnya. Tak perlulah kita ulas alasannya.
Tetapi gambaran yang keluar dalam wajah kehidupan kita adalah penyambutan yang penuh suka cita.
Dan ketika Hari Raya tiba bertambah-tambah lah sukacitanya. Menyambut Hari kemenangan, hari yang penuh dengan keceriaan, Semua orang berduyun-duyun menuju ke tanah lapang untuk melaksanakan sholat Ied, dengan baju baru dan wajah segar, kadang-kadang seragam, melaksanakan sholat dan mendengarkan khutbah, lalu bersalam-salaman saling bermaaf-maafan dan bersilaturahmi. Siapa saja , orang kaya orang miskin, anak-anak dan orang tua, baik yang berpuasa maupun yang tidak. Segala macam makanan dan minuman terhidangkan. Segala kemurahan hati ditebarkan. Infaq sodaqoh yang dibagikan seperti membagikan angpao di Hari Raya Imlek. Seketika dunia mengalami perubahan semua bersuka cita semua bersilaturahmi, semua makan dengan enak semua bercengkerama.
Dan akhirnya 2 hari lewat sudah tanggal 2 Syawal ketika posting ini ditulis, semua orang kembali kekehidupannya kepada kehidupan sebelum Ramadhan datang. Mesjid kembali sepi, tidak ada lagi orang yang tafakur di mesjid membaca Al Quran, tidak ada lagi silaturahmi dan salam-salaman. Sajadah dilipat, Al Quran masuk rak, ibadah secukupnya atau mungkin bisa ditunda. Seakan akan kegembiraan, kualitas dan kuantitas beribadah dibulan Ramadhan tidak menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas diri kualitas diri. Grafik kembali menurun ketitik sebelum Ramadhan tiba.
Jangan-jangan hanya sedikit sekali orang yang bertanya dalam hatinya dengan penuh rasa harap (roja) atau dengan penuh rasa takut (khauf) atau dengan penuh rasa kecintaan (mahabbah), pertanyaan yang sederhana dan jarang ditanyakan oleh kebanyakan orang , pertanyaan yang hanya ditanyakan oleh sedikit orang yaitu ; APAKAH HAMBA AKAN DIPERTEMUKAN LAGI DENGAN RAMADHAN YA ALLOH ??
Wallohualam......

Read More “Ramadhan akankah kita bertemu lagi ?”  »»

Minggu, 31 Mei 2009

RENUNGAN HARI INI

KEHIDUPAN SEHARI-HARI YANG ISLAMI
Oleh
Syaikh Abdullah bin Jaarullah bin Ibrahim Al-Jaarullah

Saudaraku... .
Dengan penuh pengharapan bahwa kebahagian dunia dan akhirat yang akan kita dapatkan, maka kami sampaikan risalah yang berisikan pertanyaan-pertanya an ini kehadapan anda untuk direnungkan dan di jawab dengan perbuatan.

Pertanyaan-pertanyaan ini sengaja kami angkat kehadapan anda dengan harapan yang tulus dan cinta karena Allah Subhanahu wa Ta'ala, supaya kita bisa mengambil mannfaat dan faedah yang banyak darinya, disamping itu sebagai bahan kajian untuk melihat diri kita, sudah sejauh mana dan ada dimana posisinya selama ini.

Apakah anda selalu shalat Fajar berjama'ah di masjid setiap hari .?

Apakah anda selalu menjaga Shalat yang lima waktu di masjid .?

Apakah anda hari ini membaca Al-Qur'an .?

Apakah anda rutin membaca Dzikir setelah selesai melaksanakan Shalat wajib .?

Apakah anda selalu menjaga Shalat sunnah Rawatib sebelum dan sesudah Shalat wajib .?

Apakah anda (hari ini) Khusyu dalam Shalat, menghayati apa yang anda baca .?

Apakah anda (hari ini) mengingat Mati dan Kubur .?

Apakah anda (hari ini) mengingat hari Kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya .?

Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sebanyak tiga kali, agar memasukkan anda ke dalam Surga .? Maka sesungguhnya barang siapa yang memohon demikian, Surga berkata :"Wahai Allah Subhanahu wa Ta'ala masukkanlah ia ke dalam Surga".

Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali .? Maka sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata :"Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka". Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya :"Barangsiapa yang memohon Surga kepada Allah sebanyak tiga kali, Surga berkata :"Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam Surga. Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata :"Wahai Allah selamatkanlah ia dari neraka". [Hadits Riwayat Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami No. 911. Jilid 6]

Apakah anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .?

Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik .?

Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau .?

Apakah anda (hari ini) menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala .?

Apakah anda selalu membaca Dzikir pagi dan sore hari .?

Apakah anda (hari ini) telah memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas dosa-dosa (yang engkau perbuat -pen) .?

Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati Syahid .? Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya :"Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidur". [Hadits Riwayat Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, Al-Hakim dan ia menshahihkannya]

Apakah anda telah berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar ia menetapkan hati anda atas agama-Nya. ?

Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di waktu-waktu yang mustajab .?

Apakah anda telah membeli buku-buku agama Islam untuk memahami agama .? [Tentu dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan pemahaman yang dipahami oleh para Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena banyak juga buku-buku Islam yang tersebar di pasaran justru merusak pemahaman Islam yang benar, pent]

Apakah anda telah memintakan ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah .? Karena setiap mendo'akan mereka anda akan mendapat kebajikan pula.

Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala (dan bersyukur kepada-Nya, pent) atas nikmat Islam .?

Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya .?

Apakah anda hari-hari ini telah bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya .?

Apakah anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi, dan berusaha untuk marah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala saja .?

Apakah anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri .?

Apakah anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala .?

Apakah anda telah menda'wahi keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri anda .?

Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua .?

Apakah anda mengucapkan "Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji'uun" jika mendapatkan musibah .?

Apakah anda hari ini mengucapkan do'a ini : " Allahumma inii a'uudubika an usyrika bika wa anaa a'lamu wastagfiruka limaa la'alamu = Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui". Barangsiapa yang mengucapkan yang demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil. [Lihat Shahih Al-Jami' No. 3625]

Apakah anda berbuat baik kepada tetangga .?

Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad, dan dengki .?

Apakah anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya .?

Apakah anda takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal penghasilan, makanan dan minuman, serta pakaian .?

Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan .?

Saudaraku ..
Jawablah pertanyaan-pertanya an di atas dengan perbuatan, agar kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat, inysa Allah.

[Risalah ini dinukilkan dari buku saku Zaad Al-Muslim Al-Yaumi (Bekalan Muslim Sehari-hari) hal. 51 - 55, bab Hayatu Yaumi Islami yang diambil dari kitab Al-Wabil Ash-Shoyyib oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah, Penerjmeah Fariq Gasim Anuz]

Read More “RENUNGAN HARI INI”  »»

Minggu, 17 Mei 2009

PUSTAKA PRIBADI

PUSTAKA PRIBADI

Kepengennya, Insya Alloh, sungguh indah banget kalau bisa membaca dan mencoba mendalami semua yang ada dibuku-buku ini. Mungkin dikumpulkan terlebih dahulu satu persatu, Insya Alloh

1. Al Qur'anul Karim dan terjemahnya

2. Ilmu Tafsir (7 judul)
­ Tafsir Al Baghowi", karya Imam Al Baghowi -rahimahullah-
­ Zubdatut Tafsir" Karya Syaikh DR Muhammad bin Sulaiman Al Asyqor -hafidhahulloh-
­ Taisir Karimirrahman " karya Syaikh As' Sa'di -rahimahullah-
­ Fathul Qodir" karya Imam Asy Syaukani -rahimahullah-
­ Tafsir "Ibnu Katsir" karya Al Imam Al Hafizh Ibnu Katsir -rahimahullah- .
­ Tafsir "Ibnu Jarir Ath Thabari" karya Imam Ath thobari –rahimahullah
­ Tafsir "Al Qourthuby" karya Imam Al Qurthuby -rahimahullah-

3.Ilmu Hadits dan Syarah (penjelasnya) (21 judul)
­ Hadits Arbain" karya Imam An Nawawi –rahimahullah
­ Hadist Arbain dari Imam Ibnu Rajab.
­ Syarh Al Arba'in" oleh Imam Ibnu Daqiq Al `Ied -rahimahullah-
­ Syarah Arbain oleh Syaikh Al Utsaimin
­ Umdahtul Ahkam" karya Imam Abdul Ghoni Al Maqdisi
­ Tafsir Allam Syarh Umdahtul Ahkam" karya Syaikh Al Bassam -rahimahullah-
­ Al Muntaqo" karya Majd bin Ibnu Taimiyah
­ Nailur Author min Muntaqo Al Akhbar" karya Imam Asy Syaukani. J
­ Ami'ul Ulum Wa Al Hikam" karya Imam Ibnu Rajab Al hambali rahimahullah- .
­ Shahih Bukhori" karya Imam Bukhori –rahimahullah
­ Fathul Baari Syarh Shahih Al Bukhori" karya Imam Ibnu Hajar –rahimahullah
­ Shahih Muslim" karya Imam Muslim -rahimahullah-
­ Shahih Muslim Syarh An Nawawi oleh Imam Nawawi -rahimahullah- .
­ Sunan Abu Daud
­ Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abu Daud oleh Al `Adzim Abadi.
­ Sunan At Tirmidzi
­ Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan At Tirmidzi karya Al Mubarakfury.
­ Sunan An Nasa'I,
­ Sunan Ibnu Majah
­ Musnad Ahmad
­ Al fathur Rabbani karya As Sa'ati

4. Ilmu Tauhid (18 judul)
­ Ushul Tsalatsah karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
­ Syarh Ushul Ats-Tsalastah dari karya Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin –rahimahullah
­ A'laamus Sunnah Al Mansyuroh "karya Hafidzh Al Hikami.
­ Lu'matul I'tiqod Al Hadi Al Mansyuroh" karya Imam Al Maqdisi
­ Syarahnya oleh Syaikh Abdulloh bin Jibrin.
­ At Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
­ Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid karya Syaikh Abdurrahman AluSyaikh rahimahullah-
­ Al Qoulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid karya Syaikh Al Utsaimin rahimahullah- .
­ Al Qowaidul Mutsla fi Syarhi Asma'illah wa Shifatihil Husna karya Syaikh Al Utsaimin
­ Al Aqidah Al Washitiyyah karya Imam Ibnu Taimiyah -rahimahullah-
­ Syarahnya Syaikh Al Utsaimin
­ Syarah dari Syaikh DR khalil Harras,
­ Syaikh Sholih Alu Syaikh dan lainnya.
­ Al Aqidah At Tadmuriyyah karya Imam Ibnu Taimiyyah
­ Al Aqidatuth Thahawiyah karya Abu Ja'far Ath Thahawi
­ Penjelasannya oleh Ibnu Abi Al Izzi
­ As Sunnah karya Ibnu Buthathah
­ Ushul I'tiqod Ahlis Sunnah wal Jamaah karya Imam Al Lalikai –rahimahullah

5. Ilmu Fiqih (7 judul)
­ Ad Durrarul Bahiyah" karya Imam Asy Syaukani –rahimahullah
­ Fatawa Nurun alad Darbi" karya Syaikh Abdul Aziz bin Baaz
­ Syaikh Muhammad bin Shalih Al Ustaimin –rahimahakumullah
­ Al Mughni" karya Imam Ibnu Qudamah Al Maqdisi.
­ Fiqh muqorin (perbandingan madzhab)
­ Al Mughni" karya Imam Ibnu Qudamah
­ Al Majmu" "Syarahil Muhadzdzab" karya Imam An Nawawi –rahimahullah

6. Siroh Nabawiyyah (Biografi Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam ) (4 judul)
­ Ar Rakhiqul Makhtum" Karya Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury
­ Hadzal Habib ya Muhib"karya Syaikh Abu Bakar Al Jazairy –rahimahullah
­ As Siroh An Nabawiyyah" karya Imam Ibnu Katsir –rahimahullah
­ Zaadul Ma'ad karya Imam Ibnu Qoyyim Al Jauziyah –rahimahullah

7. Tarikh (Sejarah Islam) , Biografi Ulama (7 judul)
­ Shuwar min Hayaatis Shahabah
­ Shuwar min Hayaatit Tabi'in" keduanya karya Syaikh DR Abdurrahman Ra'fat Al Basya
­ Ar Riqqah wal Buka" karya Imam Ibnu Quda,ah –rahimahullah
­ Az Zuhd oleh Imam Ahmad –rahimahullah
­ Al Bidayah wa An Nihayah karya Imam Ibnu Katsir
­ Siyar A'lamin An Nubala karya Al Haidzh Adz Dzahabi -rahimahullah-
­ At Tarikh Baghdad karya Al Khatib Al Baghdadi -rahimahullah-

8. Pendidikan Keimanan (7 judul)
­ At Tibyan fi Adabi Hamlatil Qur'an karya Imam An Nawawi -rahimahullah-
­ Mukhtashor Minhail Qoshidin karya Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah-
­ Istisyaq Nasim Al Unsy karya Imam Ibnul Jauzy -rahimahullah-
­ Al Jawaabul Kaafi liman saala anid Dawaaisy Syafii
­ Ad Daa wa Dawaa karya Imam Ibnu Qoyyim -rahimahullah-
­ At Takhwif minan Naar karya Imam Ibnu rajab,
­ Madaarijus Salikin karya Imam Ibnul Qoyyim d

Read More “PUSTAKA PRIBADI”  »»

Jumat, 27 Maret 2009

Training Spiritual

TRAINING- TRAINING LEADERSHIP, MOTIVASI, SDM DAN LAINNYA YANG BERNUANSA SPIRITUAL DAN MENGGUNAKAN AYAT-AYAT AL QURAN

Sekarang ini banyak kita lihat berkembangnya suatu fenomena dengan menjamurnya kegiatan training-training yang bernuansa spirutual Islami. Perkembangannya sungguh menakjubkan. Hanya dalam kurun waktu 8 – 10 tahun ini begitu banyak model maupun institusi penyelenggara training seperti ini.
Dengan teknologi marketing yang canggih dengan segera mereka mendapatkan pesertanya. Bahkan ada salah satu lembaga penyelenggaranya menyajikan gimmick marketing bahwa mantan peserta atau ”alumni” dapat kembali mengikuti training secara gratis. Dan ini suatu hal yang fantastis, karena ketika pertama kali ikut mereka membayar dengan harga yang tidak murah. Istilahnya disebut ”Recharging”.
Dan ketika para ”alumni ” ini seolah menjadi bagian dari ”keluarga” training ini, maka dengan tidak canggung lagi mereka akan mengajak saudara, kerabat, teman dan lainnya untuk ikut training tersebut. Tanpa disadari mereka sudah menjadi agen marketing melalui program marketing paling canggih yaitu ”word of mouth”

Bagaimana dengan kontennya ?
Kalau kita perhatikan sebenarnya jika training tersebut mengklaim bahwa trainingnya adalah menggali dan mendalami aspek spirutual dalam kegiatan sehari-hari atau dalam kegiatan manajemen atau yang lainnya. Tetapi coba lebih seksama lagi, toh Al Quran yang digunakan Al Quran yang sama, dan juga menggunakan Hadist-hadist Nabi (walaupun kadang-kadang hadist yang lemah atau tidak diyakini riwayat keasliannya). Ditambah lagi kutipan-kutipan filsafat dari Ghazali, atau Carnegie dan hasil penelitian lembaga sumber daya manusia. Hanya para trainer ini dilatih sedemikian rupa sehingga dapat menggugah dan memukau para peserta.
Jika kita baca tulisan tulisan Dr Aidh Al Qarni, kita temukan bahwa sang Doktor ini berhasil mengungkapkan betapa jalan pemikiran-pemikiran tentang kepribadian, motivasi, leadership, keilmuan semua ada dalam Al Quran. Dan beliau mengungkapkannya secara ilmiah, dalil-dalil yang jelas, pemahaman-pemahaman yang syar-i.
Sedangkan training-training tersebut mencampur adukan ayat-ayat Al Quran, Hadist-hadist dengan pemikiran yang berdasarkan akal dan atas kehendak sendiri. Sehingga timbul penafsiran-penafsiran yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh Al Quran dan Hadist. Bagaimana mereka seenaknya menyajikan Hadist lemah atau mentakwil sifat dan nama Alloh Azza wa Jalla.
Belum lagi dalam kegiatan yang mirip ibadah, seperti bersujud diluar kegiatan sholat, bershalawat dengan menyanyikan disembarang waktu dan untuk relaksasi, atau melantunkan Al Quran dengan nasyid-nasyid, menangis dan meraung memohon ampun kepada Alloh secara berjamaah dan sebagainya. Bukan cuma mengherankan apa yang mereka lakukan, tetapi mereka sudah menyimpang dalam ketentuan-ketentuan menjalankan ibadah.

Lantas Bagaimana dengan Hasilnya ?
Jika kita memperhatikan kesaksian atau ”testimoni” (mirip dengan istilah yang digunakan oleh Yahudi atau Nasrani) para mantan peserta, antara lain : ”........saya memperoleh hidayah dengan training ini.....” . atau ”........ saya memperoleh ketenangan setelah training ini........” dan sebagainya. Dan diberitahukan juga dalam testimoni tersebut adanya mantan peserta para penegak hukum, anggota legislatif, menteri, pejabat, artis, selebrity dan lainnya. Tentunya kita semua tahu apa yang terjadi diantara para penegak hukum, anggota legislatif, menteri, pejabat, artis, selebrity dan lainnya tersebut.
Kondisi kegiatan bisnis, ekonomi, pekerjaan memang menyebabkan terciptanya manusia sebagai makhluk sosial yang individualis dan kering secara spiritual. Mereka beragama Islam, tetapi mereka tidak kenal Al Quran, tidak kenal siapa Nabi Muhammad Salallohualaihiwasalam. Ketika mereka dihadapkan pada ayat-ayat Al Quran atau Hadist-hadist Nabi mereka akan terpukau, tercengan-cengang dan tergugah, sehingga mereka kan berkata ”.......oh ternyata ada di dalam Al Quran ......atau .......wah jadi selama ini saya keliru........ dan lainya. Sehingga merkea dengan segera mengatakan bahwa training ini memberikan pencerahan dan memberikan hidayah. ” Kalau tidak karena training ini saya akan tersesat, atau kalau tidak karena training ini saya tidak akan pernah memperoleh hidayah dan sebagainya. Allohuakbar.
Tidakkah mereka mengetahui ? Bahwa hidayah adalah hak Alloh, dan Alloh akan memberikan hidayahnya kepada siapa saja yang DIA kehendaki dan dimana saja dengan cara bagaimana saja, semua adalah rahasia Alloh Subhanawataala. Kalaulah mereka mendapat hidayah, apakah mereka menjadi ahli ibadah, selalu sholat berjamaah atau sholat tepat waktu. Lebih sering mengaji Al Quran, atau berdzikir. Apakah yang menteri jadi bertobat dan tidak korupsi ?, yang anggota legislatif jadi pejuang rakyat dan tidak lagi selingkuh ? yang penegak hukum menjadi anti pungli ? yang artis tidak buka-bukaan dan tidak kawin cerai ? Lantas dengan shalawat mereka apakah mereka menjadi mencintai Nabi ? Apakah dengan mencintai Nabi mereka jadi mengikuti Sunah Nabi ? Apakah mereka sudah tidak lagi menghindari, menselisihi bahkan mengejek sunah Nabi ?
Wallahuwaalam bissawab
Ditulis oleh seorang mantan peserta Training

Read More “Training Spiritual”  »»

Selasa, 17 Maret 2009

FACE BOOK
Dunia Baru,manfaat atau mudharat ?

Sekarang ini kelihatan di sekeliling kita dengan semakin murah dan mudahnya teknologi, orang-orang mulai keranjingan Situs Jejaring Sosial yang namanya Facebook. Mulai dari orang tua sampai anak-anak (dengan memalsukan data, karena ada batas umur untuk penggunanya), anak SD sampai dengan Program Doktoral, staff administrasi sampai Direktur, ibu rumah tangga maupun wanita karir, artis dan selebritis, tokoh agama maupun tokoh pluralis, pokoknya tidak terbatas, semuanya akan meluangkan waktu kehidupannya paling tidak 15 – 30 mnt di depan computer, handphone dan ehm tentunya BB, untuk sekedar updated status atau lihat-lihat photo dan lainnya.

Apakah ada ilmuwan atau ahli dalam bidang disiplin tertentu yang telah menyelidiki fenomena ini ? saya tidak pernah tahu secara persis. Sebagai orang awam dan secara awam coba kita lihat ; pertanda atau gejala apakah ini ? apa yang ada dibenak dan pikiran para pengguna ketika menjalankan aplikasi ini ? apakah aplikasi ini memiliki dampak terhadap penggunanya ? posotifkah ? atau negatifkah ?

Mungkin ( ini mungkin lho menurut saya……) jika ada penelitian dari bidang ilmu psikologi, atau social atau keagamaan atau politik atau keinformasian danseterusnya, hasilnya dapat digunakan untuk memperoleh gambaran seperti apakah masyarakat kita, atau apa yang diinginkan oleh kebanyakan mereka, atau ada yang dapat dimanfaatkan melalui kegiatan mereka. Seperti misalnya Obama yang sukses dengan terpilih sebagai Presiden, ditengarai ada juga sumbangan aplikasi ini. Sehingga banyak juga para Caleg di Indoensia yang juga ikutan nampang di Facebook. Atau iklan produk komersial, tidak diragukan lagi manfaatnya karena ditatap oleh jutaan pasang mata. Bertemu dengan teman lama, menambah teman baru yang datang dari seorang teman dan seterusnya. Dan manfaat lainnya silakan saja digagas dan diteliti.

Mungkin juga (masih mungkin menurut saya .......) justru yang terjadi adalah ada orang yang : melalaikan ibadahnya, lupa makan, jadi individualis, melalaikan pekerjaan kantor atau sekolah. Yang secara kasat mata kelihatan antara lain menjadi arena snobisme baru, photo diluar negeri, photo alumni sekolah bergengsi, photo kegiatan dengan para petinggi, updated status melalui perangkat canggih sehingga bisa di update dari sembarang tempat sambil memberitahu apa yang yang sedang dikerjakan.

Jadi apakah anda termasuk di dalam dunia baru ini ? Silahkan di coba. Karena agak tidak seimbang kalau kasih komentar tapi belum mencoba, minimal melihat-lihat sajalah.

Wassalam

Read More “ ”  »»

 

Dark Side Blogger Template

Dark Side Blogger Template

Dark Side Blogger Template

Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - ABDULLOH BLOG is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO